Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Sabtu, 15 Agustus 2009

SEKILAS TENTANG HSQ

  1. HSQ dari kata Holy Spiritual Quiescence. Holy berarti suci, Spiritual berarti jiwa (daya hidup) dan Quiescence disini berarti Ketenangan atau kecerdasan. Sehingga yang dimaksud HSQ disini adalah kecerdasan Jiwa yang suci atau berarti juga kecerdasan daya hidup.
  2. Dalam khasanah budaya kita, mulai ribuan tahun silam sudah mengenal 3 hal anugerah Tuhan pada diri manusia, yaitu : Daya Nalar (IQ), Daya Rasa/Emosi (EQ) dan Daya Hidup (HSQ). Leluhur kita mendapat ilham tentang ilmu HSQ ini dan diterapkan pada masa ketika gunung Wilis meletus bersamaan daratan Pulau Madura terpisah dengan Pulau Jawa, kurang lebih pada tahun 6 Masehi. Diceritakan pada masa itu terjadi bencana yang sangat dahsyat, tetapi pemerintahan kerajaan membentuk satgas diberi nama Wirabaya dan dilatih HSQ, ternyata bisa meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian materi.Tetapi hal ini sempat terlupakan oleh kita semua. Sehingga ketika ilmuan barat mengenalkan kembali ilmu ini, baru kita terhenyak. Tetapi oleh ilmuan barat yang dicermati hanya 2 yaitu IQ dan EQ. Selama ini manusia beraktifitas hanya mengandalkan IQ dan EQ. 
  3. Sebagian orang ada yang berusaha mengembangkan EQ. Sedangkan EQ terdiri dari 4 hal, antara lain : 
    a. Aluamah (Lodra) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka makan, minum dan kadangkala cenderung serakah.
    b. Amarah (Angkara) : Rasa atau emosi yang membuat manusia mempunyai cita-cita, ambisi, inovasi dan kreatifitas. Termasuk juga luapan rasa marah, sedih, jengkel dan keberanian. Semua itu terkait dengan cita-cita dan ambisi manusia.
    c. Supiyah (Sukarda): Rasa atau emosi yang membuat manusia suka keindahan, suka lawan jenis, termasuk juga nafsu birahi.
    d. Mutmainah (Nimpuna) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka sesuatu hal yang suci dan selalu ingin dekat dengan Tuhan.
    Menurut sebagian orang mengenai EQ, 2 bersifat baik dan 2 bersifat sebaliknya, sehingga mereka mencoba mengembangkan 2 bagian EQ yang mereka anggap baik. Terutama yang mereka coba untuk dikembangkan adalah satu bagian EQ yang bersifat menyukai sesuatu yang suci atau selalu ingin dekat dengan tuhan mereka menyebutnya ESQ atau Emotional Spiritual Quiescence yang berarti kecerdasan emosi yang selalu ingin ada kedekatan kepada spiritual (nilai-nilai Ketuhanan).
  4. Tuhan Maha Bijaksana. 4 hal bagian EQ tersebut diciptakan Tuhan untuk sebuah keseimbangan dan “kesempurnaan” sebagai manusia. Sehingga jika kita mengabaikan sebagian dari EQ dan mengutamakan sebagian EQ yang lain, tentu akan muncul ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan manusia. Ketika manusia hanya mengutamakan ESQ tentu akan muncul ketimpangan-ketimpangan, dengan indikasi antara lain :
    a. Merasa paling bersih dan suci.
    b. Merasa paling dekat dengan Tuhan. 
    c. Sifat individual Spiritual lebih dominan, dalam arti yang penting dirinya bisa dekat dengan Tuhan. Ketika bekerja, beramal atau beribadah tidak terfikir akan nilai-nilai sosial, budaya maupun kemanusian.
    d. Dll.
  5. Selama ini ketika manusia mendapat problem, yang beraktifitas pertama adalah IQ. Tetapi ketika IQ tidak mampu mendapatkan solusi, secara otomatis EQ akan beraktifitas. Tetapi bagi kita yang belum mendalami cara untuk mengoptimalkan EQ, tentu aktifitas EQ tidak maksimal. EQ bekerja maksimal atau tidak maksimal, tidak menutup kemungkinan EQ juga tidak mampu memberi solusi. Ketika EQ juga tidak mampu memberi atau mendapat solusi, tentu akan muncul efek samping, antara lain stres atau depresi. Saat ini diantara kita banyak yang mudah terkena stres ringan atau kecil. Dengan tanda-tanda :
    a. Mudah gelisah dan bingung.
    b. Mudah sakit kepala.
    c. Mudah sariawan.
    d. Meningkatnya asam lambung.
    e. Buang air besar tidak teratur bahkan mudah mencret.
    f. Dll.
  6. Bagi yang sudah mendalami HSQ ketika mendapat problem (karena setiap manusia punya problem hidup), dan ketika IQ serta EQ tidak mampu memberikan solusi, diharapkan HSQ akan secara otomatis beraktifitas untuk mendapatkan dan memberi solusi. Tentu sesuai dengan tingkat kemampuan kita masing-masing dalam mengoptimalkan HSQ atau Daya Hidup. 
  7. Daya Hidup bersifat non materi dan universal, tanpa rasa, tanpa emosi atau ambisi. Karena Tuhan bersifat non fisik atau non materi, sedangkan manusia bersifat fisik atau materi. Sehingga kalau manusia ingin komunikasi dengan Tuhan tentu tidak bisa dengan fisik atau materi. Tetapi harus dengan sesuatu non fisik manusia, yaitu : Daya Hidup manusia, karena Tuhan adalah Sang Maha Hidup.
  8. Cara mengoptimalkan HSQ, antara lain :
    a. Pengendalian energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan, yang selama ini mensuplay energi pada IQ dan EQ dalam diri manusia.
    b. Menyeimbangkan 4 anasir alam yang ada pada tubuh manusia. 4 anasir alam tersebut adalah : Karbon, Nitrogen, Hidrogen dan Oksigen. 
    c. Berlatih senam HSQ dan pernapasan HSQ secara rutin.
    d. Membuka memori dimasa kita bayi, dengan cara alami bukan dengan hipnotis atau dengan cara instan lainnya.
    e. Karena Tuhan Maha Universal, sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini tidak menggunakan doa atau mantra dengan bahasa dari suku bangsa manapun atau dari ajaran agama apapun (tanpa doa dan mantra). Sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini bisa diikuti oleh suku bangsa manapun dan dari agama atau aliran apapun.
    f. Pelatihan mengoptomalkan HSQ ini bukan suatu ajaran dan juga tidak bersifat dogma, seperti halnya suatu agama atau aliran atau keyakinan.
  9. Apa bukti manusia mempunyai HSQ (Daya Hidup) ?
    a. Ketika seseorang membuang bayi dan sesudah berhari-hari baru ditemukan orang, seringkali bayi tersebut ditemukan dalam kondisi hidup.
    b. Ketika terjadi kecelakaan atau bencana dan ada bayi atau balita dalam gendongan. Kadang kala orang tua yang menggendong itu meninggal, tetapi bayi atau balita tersebut masih tetap hidup.
    c. Bayi di dalam kamar (di dalam rumah), di luar rumah bahkan di luar pekarangan ada orang jahat atau akan ada bencana, sering bayi tersebut menangis atau rewel. Disini tergantung orang tuanya peka atau tidak.
    Semua itu karena pada masa bayi atau balita HSQ-nya masih cukup dominan dibanding aktifitas IQ dan EQ. Ketika masih bayi atau balita IQ dan EQ belum aktif, karena IQ dan EQ belum mendapatkan suplay energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan. Karena aktifitas IQ dan EQ membutuhkan suplay energi dari sari-sari makanan, sedangkan HSQ (Daya Hidup) membutuhkan dan menyerap sari-sari kehidupan. Sehingga seiring bayi atau balita mengkonsumsi makanan, IQ dan EQ aktifitasnya mulai meningkat, dan aktifitas HSQ menurun.
  10. Sesuatu hal yang ada hubungannya dengan senam dan pernapasan HSQ :
    a. Manusia sehat atau sakit, kuncinya di nafas.
    b. Manusia bahagia atau tidak, kuncinya di nafas.
    c. Manusia berkarakter positif atau negatif, kuncinya di nafas.
  11. Manfaat berlatih mengoptimalkan HSQ antara lain :
    a. Untuk menjaga stamina, kesehatan dan penyembuhan.
    b. Pengendalian emosi atau Daya Rasa.
    c. Pemecahan masalah atau problem kehidupan.
    d. Menjadikan perasaan lebih tenang, damai dan bahagia.
    e. Komunikasi dan penyatuan dengan nilai-nilai kebesaran Tuhan. Sehingga meningkatkan pengakuan adanya Tuhan pada diri manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar