Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Sabtu, 15 Agustus 2009

Borobudur dan Al-Qur'an Memiliki Kesamaan

Mari kita bangkit dari tidur panjang, kitalah pewaris negri hebat itu. Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negri Syain, adalah rekomendasi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umatnya.
Negri hebat itu adalah negri kita, Indonesia.
Sayang …, hanya karena candi Borobudur adalah candi Budha, kita menjadi BUTA, bahwa candi Borobudur adalah hasil karya bangsa kita yang kebetulan beragama Budha (?) (masih perlu pembuktian lagi untuk menyebut para pembangun candi Borobudur beragama Budha).
Saat ini Negri Syain oleh kebanyakan orang termasuk Ulama diartikan sebagai Negri Cina. Benarkah demikian ?.
Berikut argumen yang membantah bahwa negri Syain adalah Negri Cina. Yang lebih tepat negri Syain adalah negri Syailendra di Pulau Jawa, INDONESIA .

1. Tinjauan menurut Waktu
Lahirnya Agama Islam semasa dengan berdirinya candi Borobudur, abad 6 akhir atau abad 7 awal. Ketika Nabi Muhammad merekomendasikan Negri Syain bagi umatnya untuk menuntut ilmu pasti didasari pengetahuan yang seumur dengan beliau. Suatu hal yang mustahil bila beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun lagi. Juga mustahil beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun yang lalu. Misalnya begini: kalau ada orang Malang yang bertanya kepada saya (orang awam) saat ini: “ Kemana saya harus pergi untuk menambah ilmu tentang budaya Jawa?”. Saya akan menjawab: “ … datanglah ke Raket Prasaja di jalan Kecipir no:36 Malang”. Tidak mungkin saya kan menyarankan untuk datang kepada raja Joyoboyo yang sudah wafat ratusan tahun yang lalu. Jadi Rekomendasi pasti berdasar kondisi semasa dengan yang merekomendasiakan. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad adalah Syailendra di Pulau Jawa, bukanya negri Cina.

2. Tinjauan menurut Hubungan Relegius
Borobudur merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk Relief.

· Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar, disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
· Lantai dua dari atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di Al-Quran
· Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
· Lantai empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
· Lantai lima dari atas terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam puh empat) di Al-Quran
· Lantai enam dari atas (lantai dasar) terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh puluh dua) di Al-Quran

Dari kesesuain relief Borobudur dengan Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra

3. Tinjauan menurut Kondisi Sosial
Kondisi Sosial Negeri Cina saat awal lahirnya Agama Islam sedang dalam keadaan kacau karena perang saudara. Mustahil Nabi Muhammad menyarankan untuk belajar ke negri yang sedang kacau balau oleh perang saudara. Kalau saat ini tahun 2007, ada orang yang menyarankan untuk belajar ke: Irak, Afganistan atau Lebanon, pasti orang itu akan ditertawakan orang sedunia. Pada saat itu Negri Syailendra berada dalam keadaan makmur sejahtera. Tidak salah kalau nabi Muhammad merekomendasikan sebagai negri rujukan menuntut ilmu.

4. Tinjauan menurut Kemajuan Budaya
Dari catatan sejarah negri Syailendra memiliki keunggulan budaya dibandingkan dengan negri Cina. Syailendra memiliki peninggalan yang menunjukkan seberapa tinggi “budaya” nya saat itu.
Pembangunan Borobudur memakan waktu lebih dari seratus tahun, diketahui dari umur batu di dasar candi berbeda 104 tahun lebih tua dari batu yang terdapat di puncak candi. Hal ini menunjukkan bahwa negri Syailendra punya tenaga-tenaga ahli yang mengorganisir proyek raksasa baik besarnya bangunan, banyaknya orang yang terlibat pembangunannya dan lama pengerjaannya. Tanpa perencanaan yang luar biasa rapinya, mustahil Borobudur berdiri. Struktur bangunan candi yang demikian besar membutuhkan pengetahuan teknik bangunan yang sangat rumit, bahkan ketelitian lingkaran yang ada di borobudur lebih kecil toleransi ukurnya dibandingkan dengan Theodolit modern.
Belum lagi pengetahuan metalurgi pembuatan keris, pada abad ke 7 negri Syailendra sudah menguasai teknik peleburan Titanium bahan pamor keris. Dan masih banyak bukti ketinggian budaya negri Syailendra yang lain

5. Tinjauan menurut Letak Geografis
Negeri Cina dan Jazirah Arab terhubung lewat darat, hanya dengan berkendaraan onta atau kuda saja sudah bisa sampai. Tidak meng- gambarkan kesulitan yang harus ditempuh untuk menuntut ilmu. Negri Syailendra terdapat di Pulau Jawa. Harus mengarung lautan yang luas dan ganas, tanpa kemauan dan perjuangan yang luar biasa berat tidak mungkin sampai.

Kehebatan dan ketinggaian tingkat budaya Negri Syailendra, masih banyak lagi.
Dari uraian diatas masihkan kita sependapat bahwa negeri Syain yang direkomendasikan Nabi Muhammad SAW adalah negeri Cina ??. Negri Syailendra ada di pulau Jawa, kini INDONESIA dengan segala kemajuan budaya lebih tepat untuk Rekomendasi umat Islam untuk menuntut Ilmu

Uraian ini menurut kajian Raket Prasaja, bagaimana menurut Anda ??

Mari kita gali kembali kejayaan bangsa kita sendiri bersama kami, janganlah kita bangga dengan kebudayaan dari luar meskipun itu dari bangsa atau negara asal agama yang kita anut saat ini. Senyatanya, kita tinggal di Indonesia bukan di Jazirah Arab atau di Eropa. Tidak ada untung dan manfaatnya kita membanggakan dan meniru budaya siapapun.
Kami Raket Prasaja mengadakan kajian-kajian bahkan pelatihan yang sangat berguna untuk masyarakat.

SEKILAS TENTANG HSQ

  1. HSQ dari kata Holy Spiritual Quiescence. Holy berarti suci, Spiritual berarti jiwa (daya hidup) dan Quiescence disini berarti Ketenangan atau kecerdasan. Sehingga yang dimaksud HSQ disini adalah kecerdasan Jiwa yang suci atau berarti juga kecerdasan daya hidup.
  2. Dalam khasanah budaya kita, mulai ribuan tahun silam sudah mengenal 3 hal anugerah Tuhan pada diri manusia, yaitu : Daya Nalar (IQ), Daya Rasa/Emosi (EQ) dan Daya Hidup (HSQ). Leluhur kita mendapat ilham tentang ilmu HSQ ini dan diterapkan pada masa ketika gunung Wilis meletus bersamaan daratan Pulau Madura terpisah dengan Pulau Jawa, kurang lebih pada tahun 6 Masehi. Diceritakan pada masa itu terjadi bencana yang sangat dahsyat, tetapi pemerintahan kerajaan membentuk satgas diberi nama Wirabaya dan dilatih HSQ, ternyata bisa meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian materi.Tetapi hal ini sempat terlupakan oleh kita semua. Sehingga ketika ilmuan barat mengenalkan kembali ilmu ini, baru kita terhenyak. Tetapi oleh ilmuan barat yang dicermati hanya 2 yaitu IQ dan EQ. Selama ini manusia beraktifitas hanya mengandalkan IQ dan EQ. 
  3. Sebagian orang ada yang berusaha mengembangkan EQ. Sedangkan EQ terdiri dari 4 hal, antara lain : 
    a. Aluamah (Lodra) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka makan, minum dan kadangkala cenderung serakah.
    b. Amarah (Angkara) : Rasa atau emosi yang membuat manusia mempunyai cita-cita, ambisi, inovasi dan kreatifitas. Termasuk juga luapan rasa marah, sedih, jengkel dan keberanian. Semua itu terkait dengan cita-cita dan ambisi manusia.
    c. Supiyah (Sukarda): Rasa atau emosi yang membuat manusia suka keindahan, suka lawan jenis, termasuk juga nafsu birahi.
    d. Mutmainah (Nimpuna) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka sesuatu hal yang suci dan selalu ingin dekat dengan Tuhan.
    Menurut sebagian orang mengenai EQ, 2 bersifat baik dan 2 bersifat sebaliknya, sehingga mereka mencoba mengembangkan 2 bagian EQ yang mereka anggap baik. Terutama yang mereka coba untuk dikembangkan adalah satu bagian EQ yang bersifat menyukai sesuatu yang suci atau selalu ingin dekat dengan tuhan mereka menyebutnya ESQ atau Emotional Spiritual Quiescence yang berarti kecerdasan emosi yang selalu ingin ada kedekatan kepada spiritual (nilai-nilai Ketuhanan).
  4. Tuhan Maha Bijaksana. 4 hal bagian EQ tersebut diciptakan Tuhan untuk sebuah keseimbangan dan “kesempurnaan” sebagai manusia. Sehingga jika kita mengabaikan sebagian dari EQ dan mengutamakan sebagian EQ yang lain, tentu akan muncul ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan manusia. Ketika manusia hanya mengutamakan ESQ tentu akan muncul ketimpangan-ketimpangan, dengan indikasi antara lain :
    a. Merasa paling bersih dan suci.
    b. Merasa paling dekat dengan Tuhan. 
    c. Sifat individual Spiritual lebih dominan, dalam arti yang penting dirinya bisa dekat dengan Tuhan. Ketika bekerja, beramal atau beribadah tidak terfikir akan nilai-nilai sosial, budaya maupun kemanusian.
    d. Dll.
  5. Selama ini ketika manusia mendapat problem, yang beraktifitas pertama adalah IQ. Tetapi ketika IQ tidak mampu mendapatkan solusi, secara otomatis EQ akan beraktifitas. Tetapi bagi kita yang belum mendalami cara untuk mengoptimalkan EQ, tentu aktifitas EQ tidak maksimal. EQ bekerja maksimal atau tidak maksimal, tidak menutup kemungkinan EQ juga tidak mampu memberi solusi. Ketika EQ juga tidak mampu memberi atau mendapat solusi, tentu akan muncul efek samping, antara lain stres atau depresi. Saat ini diantara kita banyak yang mudah terkena stres ringan atau kecil. Dengan tanda-tanda :
    a. Mudah gelisah dan bingung.
    b. Mudah sakit kepala.
    c. Mudah sariawan.
    d. Meningkatnya asam lambung.
    e. Buang air besar tidak teratur bahkan mudah mencret.
    f. Dll.
  6. Bagi yang sudah mendalami HSQ ketika mendapat problem (karena setiap manusia punya problem hidup), dan ketika IQ serta EQ tidak mampu memberikan solusi, diharapkan HSQ akan secara otomatis beraktifitas untuk mendapatkan dan memberi solusi. Tentu sesuai dengan tingkat kemampuan kita masing-masing dalam mengoptimalkan HSQ atau Daya Hidup. 
  7. Daya Hidup bersifat non materi dan universal, tanpa rasa, tanpa emosi atau ambisi. Karena Tuhan bersifat non fisik atau non materi, sedangkan manusia bersifat fisik atau materi. Sehingga kalau manusia ingin komunikasi dengan Tuhan tentu tidak bisa dengan fisik atau materi. Tetapi harus dengan sesuatu non fisik manusia, yaitu : Daya Hidup manusia, karena Tuhan adalah Sang Maha Hidup.
  8. Cara mengoptimalkan HSQ, antara lain :
    a. Pengendalian energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan, yang selama ini mensuplay energi pada IQ dan EQ dalam diri manusia.
    b. Menyeimbangkan 4 anasir alam yang ada pada tubuh manusia. 4 anasir alam tersebut adalah : Karbon, Nitrogen, Hidrogen dan Oksigen. 
    c. Berlatih senam HSQ dan pernapasan HSQ secara rutin.
    d. Membuka memori dimasa kita bayi, dengan cara alami bukan dengan hipnotis atau dengan cara instan lainnya.
    e. Karena Tuhan Maha Universal, sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini tidak menggunakan doa atau mantra dengan bahasa dari suku bangsa manapun atau dari ajaran agama apapun (tanpa doa dan mantra). Sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini bisa diikuti oleh suku bangsa manapun dan dari agama atau aliran apapun.
    f. Pelatihan mengoptomalkan HSQ ini bukan suatu ajaran dan juga tidak bersifat dogma, seperti halnya suatu agama atau aliran atau keyakinan.
  9. Apa bukti manusia mempunyai HSQ (Daya Hidup) ?
    a. Ketika seseorang membuang bayi dan sesudah berhari-hari baru ditemukan orang, seringkali bayi tersebut ditemukan dalam kondisi hidup.
    b. Ketika terjadi kecelakaan atau bencana dan ada bayi atau balita dalam gendongan. Kadang kala orang tua yang menggendong itu meninggal, tetapi bayi atau balita tersebut masih tetap hidup.
    c. Bayi di dalam kamar (di dalam rumah), di luar rumah bahkan di luar pekarangan ada orang jahat atau akan ada bencana, sering bayi tersebut menangis atau rewel. Disini tergantung orang tuanya peka atau tidak.
    Semua itu karena pada masa bayi atau balita HSQ-nya masih cukup dominan dibanding aktifitas IQ dan EQ. Ketika masih bayi atau balita IQ dan EQ belum aktif, karena IQ dan EQ belum mendapatkan suplay energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan. Karena aktifitas IQ dan EQ membutuhkan suplay energi dari sari-sari makanan, sedangkan HSQ (Daya Hidup) membutuhkan dan menyerap sari-sari kehidupan. Sehingga seiring bayi atau balita mengkonsumsi makanan, IQ dan EQ aktifitasnya mulai meningkat, dan aktifitas HSQ menurun.
  10. Sesuatu hal yang ada hubungannya dengan senam dan pernapasan HSQ :
    a. Manusia sehat atau sakit, kuncinya di nafas.
    b. Manusia bahagia atau tidak, kuncinya di nafas.
    c. Manusia berkarakter positif atau negatif, kuncinya di nafas.
  11. Manfaat berlatih mengoptimalkan HSQ antara lain :
    a. Untuk menjaga stamina, kesehatan dan penyembuhan.
    b. Pengendalian emosi atau Daya Rasa.
    c. Pemecahan masalah atau problem kehidupan.
    d. Menjadikan perasaan lebih tenang, damai dan bahagia.
    e. Komunikasi dan penyatuan dengan nilai-nilai kebesaran Tuhan. Sehingga meningkatkan pengakuan adanya Tuhan pada diri manusia.