Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Logo LP3BJ & ORMAS "Raket Prasaja"

Jumat, 29 Januari 2010

Kenapa Bangsa Kita Terpuruk

I. PENDAHULUAN

Kalimat diatas sudah mengusik pikiran dan hati nurani kami mulai tahun 1995. setelah mengalami berbagai pertimbangan dan masukan, akhirnya kami mendirikan Yayasan “Raket Prasaja”, karena perkembangan organisasi dan antusias masyarakat umum terhadap kegiatan kita cukup bagus, akhirnya tahun 2007 beralih status menjadi LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja”. Menurut kami terpuruknya bangsa Indonesia karena kita telah kehilangan jati diri sejak abad 16. Kehilangan jati diri itu semakin parah pada akhir-akhir ini. Saat ini banyak orang suku Jawa yang tidak Jawa, banyak orang Indonesia yang tidak Indonesia, yang intinya kita telah kehilangan jati diri. Sebagian dari kita ada yang bersikap dan berkarakter kebarat-baratan dan ada sebagian dari kita yang bersikap dan berkarakter kearab-araban. Saat ini kita bahkan sudah lupa bagaimana sikap dan karakter orang Indonesia yang Indonesianis dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. Kondisi seperti ini semakin diperparah oleh beberapa tayangan televisi. Sering kali kita melihat tayangan televise ( Film, Sinetron, dll) peran antagonis berciri-khas dari daerah (suku) tertentu. Sedangkan peran protagonis berciri-khas budaya dari suatu bangsa asal suatu agama tertentu. Sehingga semua ini berakibat pembunuhan karakter dan jati diri bangsa. Orang Jawa berdusta pada Jawanya, orang Batak berdusta pada Bataknya, orang Minang berdusta pada Minangnya, orang Dayak berdusta pada Dayaknya, dll. Seharusnya kalau peran antagonis berciri khas (nama, pakaian, logat bicara, atribut, dll) daerah atau suku tertentu seharusnya peran protagonist juga harus berciri khas daerah atau suku tersebut. Begitu juga, kalau peran protagonist berciri khas agama tertentu, seharusnya peran antagonis juga harus berciri khas agama tersebut. Karena semua agama pasti mengajarkan kebaikan dan kebenaran, tetapi prilaku umatnya yang sesat atau negative juga ada.
Apakah kalau kita berkarakter dan memiliki jatidiri Jawa, Batak, Minang, Dayak, dll, akan mengancam persatuan dan kesatuan NKRI ? atau akan menjadi sesat menurut agama yang kita anut ? tentu kalau semua itu didasari dengan semangat Bhineka Tunggal Ika, tentulah pasti akan menjadi suatu potensi yang besar untuk menjadikan kita menjadi bangsa yang besar dengan segala kebesarannya. Pelangi di Cakrawala akan semakin indah dengan berwarna-warni, dan tidak akan jadi pelangi yang indah bila cuma satu warna. Sementara kalau soal sesat atau tidak tentu tergantung siapa dan dari sudut mana kita memandang.
Contoh : saat ini banyak kalangan yang alergi dengan kata “JAWA”, karena mereka berfikir seolah-olah Jawa itu hanya berkonotasi sukuisme atau aliran kepercayaan, mistik, klenik, kuno, bahkan ada yang menganggap sesat. Padahal “JAWA” bermakna sebuah karakter universal yang berjati diri. Hal itu terkandung dalam filosofi hurup Jawa. Semua hurup Jawa kalau “dipangku” mati, kecuali hurup JA – WA, maksudnya ; siapapun kita, apapun kedudukan atau jabatan kita, apapun suku kita, apapun agama atau keyakinan kita, kalau dipangku masih “mati” (kita menjadi takabur dan lupa daratan) berarti kita belum “JAWA”, walaupun kita keturunan suku Jawa. Jawa barangkali bisa berarti “Mukmin” kalau di Arab, juga bisa berarti “Wisdom Carakter” atau “Wisdom Careful”, jika di Eropa atau Amerika.
Ada sebuah cerita menarik menjelang pesta demokrasi Pemilu atau Pilkada (Gubernur, Bupati/Walikota) selalu ada saja peserta kontestan pesta demokrasi yang mencoba mendekati LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja. Tetapi kami selalu mengajukan syarat : Calon tersebut harus menjadi lebih “JAWA” maupun paham serta mengerti SPIRIT OF JAVA tidak cuma sekedar suku Jawa. Sehingga dalam hal ini bisa suku Jawa, tapi bisa juga bukan suku Jawa (tidak harus suku Jawa). Karena arti JAWA yang sebenarnya bukanlah berarti sukuisme ataupun teritorial. karena Ironis sekali……? Mau jadi apa Negeri ini kalau Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama tidak “JAWA” ?



II. KILAS BALIK SEJARAH BANGSA

Dalam sejarah, bangsa kita pernah jadi pemimpin dunia. Kerajaan Kutai-Kudungga, Tarumanegara, Mataram Kuno, Sriwijawa, Kahuripan, Kediri, Singhasari dan Majapahit. Kisah kejayaan para leluhur kita bukanlah pepesan kosong tanpa bukti, saat ini sisa-sisa dan bukti kejayaaan itu masih ada dan berdiri megah di depan mata kita. Antara lain : Candi Prambanan, Candi Borobudur, dll. Kita harus sadar kalau candi Borobudur bukan budaya Budha, tetapi asli budaya Indonesia (Jawa), Cuma kebetulan orang yang membangun candi Borobudur adalah orang Indonesia (Jawa) yang beragama Budha. Kalau seandainya candi- candi tersebut budaya Budha atau Hindhu tentu banyak sekali candi-candi serupa di India, karena dari sanalah asal agama Budha dan Hindhu. Semua itu menunjukkan kunci kalau leluhur kita bisa jaya karena tetap memegang teguh jati diri bangsa, walau apapun keyakinan atau agama yang mereka anut atau yang mereka yakini. Mereka tidak serta-merta menjadi atau berprilaku Indiansi walau beragama Hindhu atau Budha.
Dalam agama Islam ada sebuah Hadits Rasululloh “Uthulubul Ilma Walau Bissyyn” artinya Tuntutlah atau carilah ilmu walau sampai Negeri “Ssyyn”. Selama ini negeri Ssyyn diartikan Negri Cina. Setelah kita kaji Negri Ssyyn tidak menutup kemungkinan adalah negri Syailendra, dengan dasar :

1. Masa kehidupan yang sama, antara Nabi Muhammad dengan Kerajaan Syailendra. yaitu abad ke 7. karena sesuatu yang aneh kalau kita menasehati anak kita, supaya mencari ilmu pada orang yang sudah meninggal ratusan tahun silam atau pada orang yang belum lahir.

2. Masa itu negri Syailendra termasuk negri maju dan terkemuka di dunia, dengan bukti berbagai peninggalannya. Terutama candi Borobudur dan Prambanan.

3. Letak yang cukup jauh dan menyeberang samudera (bila dibanding Cina, yang masih satu daratan dengan jazirah Arab), karena disini untuk symbol walau jauh dan sulit harus ditempuh dalam menuntut ilmu, karena Hadits ini terkait dengan Hadits lain yang memiliki arti kalau mencari ilmu itu wajib untuk Muslimin dan Muslimat.

4. Pada abad 7 di negri Cina (yang selama ini menjadi perkiraan Ulama) tidak mencatat prestasi dunia. Bahkan pada masa itu tidak ada satupun literature yang menyebut kata “CINA” , tetapi berbagai literature menyebut kata “TIONGKOK”.

5. Borobudur ada persamaan makna dan filosofi dengan Al Qur’an. Puncak Borobudur ada relief dan stupa jumlahnya satu, makna filosofinya ada kesamaan dengan Al Qur’an Surat Pertama. Begitu pula ketika kita turun ada relief dan Stupa jumlah 8 dengan Al Qur’an Surat 8, begitu seterusnya.
Semua itu menunjukkan kalau bangsa kita pernah mengalami kejayaan, kenapa sekarang bangsa kita terpuruk….. ? semua itu karena akibat kita telah kehilangan jati diri, coba kita lihat nagara-negara besar di dunia, adalah Negara- negara yang memegang teguh jati diri bangsanya, contoh : Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Jepang, Cina, dll.



III. KESIMPULAN

Al Qur’an Surat Al Hujuraat, Ayat 13 menjelaskan kalau Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling “kenal-mengenal”. Bahasa Al Qur’an adalah bahasa filosofi dan mengandung nilai-nilai falsafah yang tinggi. Makna “Untuk Saling Kenal-Mengenal” jangan diartikan secara dangkal dengan hanya sekedar kenalan nama belaka, tetapi makna “Saling Kenal-Mengenal” adalah pengenalan suatu jati diri dari suku bangsa-suku bangsa di Dunia. Kalau kita, karena beragama Katholik terus Romaansi, karena kita beragama Hindhu atau Budha terus Indiaansi, atau karena kita beragama Islam terus Arabansi atau Arabisasi. Menjadikan kita kehilangan Jati diri atau merubah Jati diri, apakah prilaku ini berarti “mengkhianati Al Qur’an ….? Wallohu allam. Tetapi saat ini banyak diantara kita yang berperilaku demikian.
Saat ini karena banyak diantara kita yang sudah kehilangan Jati diri, akhirnya banyak yang tega menjual dan mengekploitasi Tanah Air, Bangsa dan Negara pada Bangsa dan Negara lain demi sesuap nasi yang dilahap sesaat. Semua itu dibungkus dengan warna Agama, Politik, Ekonomi, Pembangunan, dll. Akhirnya Bangsa ini (TKW/TKI), Kekayaan Negara (pertambangan, perkebunan, hutan), Kekayaan Intelektual, Sosial-Budaya, semua habis terjual, tergadaikan, atau hilang. Semua berlomba-lomba menjual Bangsa dan Negara. Dengan alasan modernitas atau dengan alasan Agama kita ekploitasi bangsa kita supaya setor devisa pada bangsa atau Negara lain tidak hanya setiap tahun, tetapi setiap waktu, setiap saat.
Mari kita renungkan, apakah kata “Indonesia” perlu diganti atau tidak ? kalau kita telusuri, yang memberi nama “Indonesia” adalah A. Sebastian warga Negara Belanda, dari dua kata Indo- Nesos, maksudnya bagian atau wilayah jajahan dari Nesos atau Nederland yang ada di Hindia, atau daerah Indo atau India yang menjadi milik Nesos atau Nederland (Belanda), dengan kata lain disebut HINDIA-BELANDA. Sedangkan Malaisya adalah daerah Hindia yang menjadi milik Inggris. Secara tidak langsung kita masih kehilangan Jati diri, secara tidak langsung kita masih mengakui sebagai jajahan Belanda. sehingga kita sering terombang-ambing oleh politik luar negri kita sendiri atau berbagai kebijkan politik dunia. Bagaimana dengan kata Nusantara, yang asli dari bahasa Induk Semang kita, bahkan mulai masa ratusan tahun silam sudah sering disebut-sebut oleh para nenek moyang atau leluhur kita. Kalau Muangthai berani berubah menjadi Thailand, Siam berani berubah menjadi Kamboja. Kenapa kata Indonesia tidak bisa ganti nama menjadi NUSANTARA ? demi Jatidiri Bangsa dan semoga akan membawa bangsa & negara kita pada kejayaan dan kemakmuran.
Kami sadar, kalau tulisan ini masih jauh dari sempurna. Tapi demi kecintaan pada Leluhur, Tanah Air , Bangsa dan Negara, kami tulis pemikiran ini dan kami dirikan LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja” untuk wadah perjuangan, walau kami tertatih-tatih dalam pendanaan, bahkan kami harus rela mengorbankan harta dan jiwaraga kami. Karena itu, kami mengajak semua saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, mari kita sadar diri, bangkit untuk meraih kembali Jati diri, demi anak cucu supaya bangsa kita tidak terus menerus TERPURUK BAGAI AYAM MATI DI LUMBUNG PADI. Mari berjuang dengan harta kita, tenaga kita, waktu kita dan pemikiran kita.
Sedangkan kegiatan LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja” sementara ini adalah : mengisi siaran di berbagai radio dan televise ( JTV, Batu TV, Malang TV, ATV, radio TT 77, radio Andalus, radio Kosmonita, radio Citra Protiga, radio Kanjuruhan, dll) maupun berbagai seminar, mendirikan dan membina benteng-benteng budaya di berbagai daerah ( saat ini sudah ada 18 cabang/korwil), dan berbagai kegiatan social-budaya lainnya yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu disini. Kami terbuka untuk siapapun dan siap bekerja sama dengan lembaga apapun, yang selaras dengan visi & misi kami. Karena yang penting. MARI BERJUANG BERSAMA MERAIH KEMBALI JATI DIRI BANGSA. DIRI BANGSA,

Malang, 10 November 2009

LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja”

Ketua Umum

KRT. Sutrimo. RB, SE. MM.

What Is Jawa

Hai Manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha mengenal. (QS. 49:13)
Al Quran adalah firman Alloh yang mengandung nilai-nilai filosofi tinggi, Sehingga maksud dari “supaya saling kenal-mengenal” tidaklah sekedar kenalan nama, tetapi meliputi saling kenal-mengenal “Jatidiri Bangsa atau Nations Caracters Building”.
Beberapa bangsa atau negara besar di dunia, yang memiliki dan memegang teguh Jatidiri bangsanya antara lain : Inggris, Cina, Jepang, Jerman, Dll. Bahkan demi menelusuri dan mencari Jatidiri bangsa, Jerman menghabiskan biaya yang sangat besar, sampai didapat kepastian Jatidiri bangsa, Jerman adalah bangsa Aria.
Sedangkan kalau suatu bangsa mengingkari Jati Diri Bangsanya, ternyata keterpurukan dan kehancuran yang terjadi. Bangsa atau Negara di Dunia ini yang mengingkari Jati Diri Bangsa dan mengalami keterpurukan antara lain :
1. Pakistan sebenarnya Bangsa India tapi lebih cenderung Arabansi.
2. Turki sebenarnya Bangsa Arab tapi lebih cenderung Eropaansi.
3. Yugoslavia sebenarnya Bangsa Balkan terpecah : Bosnia cenderung Arabansi dan Serbia cenderung Eropaansi.
4. Dll.
Maha Benar Allah dengan segala Firman Nya.
Karena itulah Bung Karno menyerukan Jatidiri pada Bangsa Indonesia dengan istilah Nations Carakters Building dan Trisakti :
1. Berdaulat di bidang Politik.
2. Berdikari di bidang Ekonomi.
3. Berkepribadian di bidang Budaya.
Saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai keterpurukan karena tidak memegang teguh Jatidiri bangsa (Nations Carakters Building). Jatidiri bangsa dan budaya bangsa adalah dua sisi mata uang yang tidak mungkin terpisahkan karena indikator “Jatidiri Bangsa adalah Budaya Bangsa”. Banyak orang Indonesia yang tidak Indonesia, banyak orang Jawa yang tidak Jawa.
Karena begitu pentingnya Jatidiri bangsa demi kejayaan dan kemakmuran bangsa dan negara, sehingga sangat perlu diadakannya berbagai kegiatan untuk menjelaskan dan menanamkan pemahaman “What is JAWA” yang benar dengan prinsip “Kasunyatan” (ilmiah, akademis) dan “Tinemu ing Nalar” (rasional), keseluruh lapisan masyarakat terutama kepada generasi muda.
Dalam berbagai kegiatan tersebut perlu dijelaskan What is JAWA yang meliputi :
1. What is Spirit Of JAWA ?
2. What is Javanese Cultur ?
3. What is Javanologi ?
Konsep Trisakti dan Nations Carakters Building yang diserukan Bung Karno sangat erat hubungannya dengan falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan kemerdekaan yang hakiki dari suatu bangsa.
Jati Diri Bangsa adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa dan negara. Sedangkan Pancasila merupakan suatu falsafah hidup Bangsa Indonesia yang menjadi dasar Negara.
Sehingga diharapkan dengan dilaksanakan berbagai kegiatan tersebut, merupakan salah satu alternatif untuk mempertemukan dan menyatukan tekad, semangat, nilai, serta tujuan perjuangan sebagai suatu bangsa yang besar. Setelah semua komponen bangsa terkotak-kotak oleh berbagai keanekaragaman agama, paham politik, strata sosial dan berbagai hal kepentingan lain yang berkutat ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apalagi di akui atau tidak, saat ini banyak diantara kita yang berprilaku Arabansi, Eropaansi, Cinaansi, Dll. Sedangkan bagaimana Jati Diri kita sebagai orang Indonesia (Nusantara) atau bagaimana Jati Diri kita sebagai orang Jawa, yang tidak sekedar suku Jawa, sangat sulit kita temukan dan masih menjadi tanda tanya? Semoga akan ditemukan jawaban dengan digelarnya berbagai kegiatan tersebut.
Sedangkan Tujuannya :
1. Mengingatkan serta menggali akar dan nilai-nilai Spirit of JAWA, maupun di cermati untuk dipakai sebagai konsep penyelarasan multidimensi yang dihadapi bangsa dan negara. Karena kejayaan Mataram Kuno, Singhasari, dan Majapahit karena adanya Spirit of JAWA. Sehingga pada waktu itu para leluhur kita walau beragama Hindu atau Budha, tetapi tetap memegang teguh Spirit of JAWA dan tidak Indiaansi.
2. Menumbuhkembangkan rasa cinta dan rasa memiliki pada budaya bangsa yang bermuara pada rasa cinta tanah air. Sehingga akan terbentuknya Jatidiri Bangsa (Nations Charakters Building). Karena akhir-akhir ini banyak diantara kita yang tidak mengetahui apa itu Budaya Jawa (Javanese Culture). Budaya Jawa tidak hanya sekedar wayang atau aliran kepercayaan. Tetapi budaya Jawa meliputi : Bahasa & Sastra, Senibudaya, Adat & Tradisi, Kasarasan (pengobatan tradisional & alternatif) dan Falsafah & Spiritual.
3. Membuka wawasan dan memberi pengertian pada seluruh komponen bangsa, tentang ilmu pengetahuan budaya Jawa (Javanologi) yang bermanfaat dan bisa membawa kejayaan serta kemakmuran. Karena selama ini kita terlena dan tidak peduli, sehingga saat ini banyak ilmu pengetahuan budaya Jawa yang telah diambil alih Bangsa atau Negara lain :

a. Tempe hak patent ada pada Jepang. Sedangkan Tempe merupakan induk ilmu antibiotik.
b. Gamelan untuk pengobatan penyakit akut dan kronis dimiliki Bernadette de maele dari Belgia. Untuk mengucapkan rasa terima kasih pada JAWA, beberapa waktu yang lalu disiarkan televisi nasional RCTI, Belgia membangun Taman bernuansa JAWA yang sangat luas dan indah.
c. Berbagai jenis varietas padi Jawa dimiliki oleh beberapa negara lain (Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Philipina). Padahal padi Jawa memiliki kandungan vitamin, mineral dan karbohidrat seimbang, sedangkan beras yang kita komsumsi saat ini lebih dominan kandungan karbohidrat. Sehingga akhir-akhir ini masyarakat kita banyak mengidap penyakit kencing manis, keropos tulang, asam urat dll. Karena dalam karbohidrat banyak kandungan zat gula, sementara vitamin untuk tulang (B1, B6, B12) sangat kurang.
d. Dll.
Target yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut, agar seluruh lapisan masyarakat memahami makna dan hakekat nilai-nilai Jati Diri Bangsa (Nations Charakterss Building). Diharapkan pula mereka bisa mengerti serta paham akan :
a. Spirit of Java (Jiwa Jawa).
b. Javanese Cultur (Budaya Jawa).
c. Javanologi (Ilmu pengetahuan budaya Jawa).
Sehingga kita bisa bersatu dan berjuang bersama, antar berbagai komponen bangsa dan pemimpin bangsa yang penuh rasa memiliki dan bertanggungjawab (handharbeni lan hangrungkepi) adanya Jatidiri bangsa menuju kejayaan dan kesejahteraan bersama.

Malang, 8 November 2009

KRT. Sutrimo, Rekso Budaya, SE, MM

Sabtu, 15 Agustus 2009

Borobudur dan Al-Qur'an Memiliki Kesamaan

Mari kita bangkit dari tidur panjang, kitalah pewaris negri hebat itu. Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negri Syain, adalah rekomendasi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umatnya.
Negri hebat itu adalah negri kita, Indonesia.
Sayang …, hanya karena candi Borobudur adalah candi Budha, kita menjadi BUTA, bahwa candi Borobudur adalah hasil karya bangsa kita yang kebetulan beragama Budha (?) (masih perlu pembuktian lagi untuk menyebut para pembangun candi Borobudur beragama Budha).
Saat ini Negri Syain oleh kebanyakan orang termasuk Ulama diartikan sebagai Negri Cina. Benarkah demikian ?.
Berikut argumen yang membantah bahwa negri Syain adalah Negri Cina. Yang lebih tepat negri Syain adalah negri Syailendra di Pulau Jawa, INDONESIA .

1. Tinjauan menurut Waktu
Lahirnya Agama Islam semasa dengan berdirinya candi Borobudur, abad 6 akhir atau abad 7 awal. Ketika Nabi Muhammad merekomendasikan Negri Syain bagi umatnya untuk menuntut ilmu pasti didasari pengetahuan yang seumur dengan beliau. Suatu hal yang mustahil bila beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun lagi. Juga mustahil beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun yang lalu. Misalnya begini: kalau ada orang Malang yang bertanya kepada saya (orang awam) saat ini: “ Kemana saya harus pergi untuk menambah ilmu tentang budaya Jawa?”. Saya akan menjawab: “ … datanglah ke Raket Prasaja di jalan Kecipir no:36 Malang”. Tidak mungkin saya kan menyarankan untuk datang kepada raja Joyoboyo yang sudah wafat ratusan tahun yang lalu. Jadi Rekomendasi pasti berdasar kondisi semasa dengan yang merekomendasiakan. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad adalah Syailendra di Pulau Jawa, bukanya negri Cina.

2. Tinjauan menurut Hubungan Relegius
Borobudur merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk Relief.

· Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar, disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
· Lantai dua dari atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di Al-Quran
· Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
· Lantai empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
· Lantai lima dari atas terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam puh empat) di Al-Quran
· Lantai enam dari atas (lantai dasar) terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh puluh dua) di Al-Quran

Dari kesesuain relief Borobudur dengan Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra

3. Tinjauan menurut Kondisi Sosial
Kondisi Sosial Negeri Cina saat awal lahirnya Agama Islam sedang dalam keadaan kacau karena perang saudara. Mustahil Nabi Muhammad menyarankan untuk belajar ke negri yang sedang kacau balau oleh perang saudara. Kalau saat ini tahun 2007, ada orang yang menyarankan untuk belajar ke: Irak, Afganistan atau Lebanon, pasti orang itu akan ditertawakan orang sedunia. Pada saat itu Negri Syailendra berada dalam keadaan makmur sejahtera. Tidak salah kalau nabi Muhammad merekomendasikan sebagai negri rujukan menuntut ilmu.

4. Tinjauan menurut Kemajuan Budaya
Dari catatan sejarah negri Syailendra memiliki keunggulan budaya dibandingkan dengan negri Cina. Syailendra memiliki peninggalan yang menunjukkan seberapa tinggi “budaya” nya saat itu.
Pembangunan Borobudur memakan waktu lebih dari seratus tahun, diketahui dari umur batu di dasar candi berbeda 104 tahun lebih tua dari batu yang terdapat di puncak candi. Hal ini menunjukkan bahwa negri Syailendra punya tenaga-tenaga ahli yang mengorganisir proyek raksasa baik besarnya bangunan, banyaknya orang yang terlibat pembangunannya dan lama pengerjaannya. Tanpa perencanaan yang luar biasa rapinya, mustahil Borobudur berdiri. Struktur bangunan candi yang demikian besar membutuhkan pengetahuan teknik bangunan yang sangat rumit, bahkan ketelitian lingkaran yang ada di borobudur lebih kecil toleransi ukurnya dibandingkan dengan Theodolit modern.
Belum lagi pengetahuan metalurgi pembuatan keris, pada abad ke 7 negri Syailendra sudah menguasai teknik peleburan Titanium bahan pamor keris. Dan masih banyak bukti ketinggian budaya negri Syailendra yang lain

5. Tinjauan menurut Letak Geografis
Negeri Cina dan Jazirah Arab terhubung lewat darat, hanya dengan berkendaraan onta atau kuda saja sudah bisa sampai. Tidak meng- gambarkan kesulitan yang harus ditempuh untuk menuntut ilmu. Negri Syailendra terdapat di Pulau Jawa. Harus mengarung lautan yang luas dan ganas, tanpa kemauan dan perjuangan yang luar biasa berat tidak mungkin sampai.

Kehebatan dan ketinggaian tingkat budaya Negri Syailendra, masih banyak lagi.
Dari uraian diatas masihkan kita sependapat bahwa negeri Syain yang direkomendasikan Nabi Muhammad SAW adalah negeri Cina ??. Negri Syailendra ada di pulau Jawa, kini INDONESIA dengan segala kemajuan budaya lebih tepat untuk Rekomendasi umat Islam untuk menuntut Ilmu

Uraian ini menurut kajian Raket Prasaja, bagaimana menurut Anda ??

Mari kita gali kembali kejayaan bangsa kita sendiri bersama kami, janganlah kita bangga dengan kebudayaan dari luar meskipun itu dari bangsa atau negara asal agama yang kita anut saat ini. Senyatanya, kita tinggal di Indonesia bukan di Jazirah Arab atau di Eropa. Tidak ada untung dan manfaatnya kita membanggakan dan meniru budaya siapapun.
Kami Raket Prasaja mengadakan kajian-kajian bahkan pelatihan yang sangat berguna untuk masyarakat.

SEKILAS TENTANG HSQ

  1. HSQ dari kata Holy Spiritual Quiescence. Holy berarti suci, Spiritual berarti jiwa (daya hidup) dan Quiescence disini berarti Ketenangan atau kecerdasan. Sehingga yang dimaksud HSQ disini adalah kecerdasan Jiwa yang suci atau berarti juga kecerdasan daya hidup.
  2. Dalam khasanah budaya kita, mulai ribuan tahun silam sudah mengenal 3 hal anugerah Tuhan pada diri manusia, yaitu : Daya Nalar (IQ), Daya Rasa/Emosi (EQ) dan Daya Hidup (HSQ). Leluhur kita mendapat ilham tentang ilmu HSQ ini dan diterapkan pada masa ketika gunung Wilis meletus bersamaan daratan Pulau Madura terpisah dengan Pulau Jawa, kurang lebih pada tahun 6 Masehi. Diceritakan pada masa itu terjadi bencana yang sangat dahsyat, tetapi pemerintahan kerajaan membentuk satgas diberi nama Wirabaya dan dilatih HSQ, ternyata bisa meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian materi.Tetapi hal ini sempat terlupakan oleh kita semua. Sehingga ketika ilmuan barat mengenalkan kembali ilmu ini, baru kita terhenyak. Tetapi oleh ilmuan barat yang dicermati hanya 2 yaitu IQ dan EQ. Selama ini manusia beraktifitas hanya mengandalkan IQ dan EQ. 
  3. Sebagian orang ada yang berusaha mengembangkan EQ. Sedangkan EQ terdiri dari 4 hal, antara lain : 
    a. Aluamah (Lodra) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka makan, minum dan kadangkala cenderung serakah.
    b. Amarah (Angkara) : Rasa atau emosi yang membuat manusia mempunyai cita-cita, ambisi, inovasi dan kreatifitas. Termasuk juga luapan rasa marah, sedih, jengkel dan keberanian. Semua itu terkait dengan cita-cita dan ambisi manusia.
    c. Supiyah (Sukarda): Rasa atau emosi yang membuat manusia suka keindahan, suka lawan jenis, termasuk juga nafsu birahi.
    d. Mutmainah (Nimpuna) : Rasa atau emosi yang membuat manusia suka sesuatu hal yang suci dan selalu ingin dekat dengan Tuhan.
    Menurut sebagian orang mengenai EQ, 2 bersifat baik dan 2 bersifat sebaliknya, sehingga mereka mencoba mengembangkan 2 bagian EQ yang mereka anggap baik. Terutama yang mereka coba untuk dikembangkan adalah satu bagian EQ yang bersifat menyukai sesuatu yang suci atau selalu ingin dekat dengan tuhan mereka menyebutnya ESQ atau Emotional Spiritual Quiescence yang berarti kecerdasan emosi yang selalu ingin ada kedekatan kepada spiritual (nilai-nilai Ketuhanan).
  4. Tuhan Maha Bijaksana. 4 hal bagian EQ tersebut diciptakan Tuhan untuk sebuah keseimbangan dan “kesempurnaan” sebagai manusia. Sehingga jika kita mengabaikan sebagian dari EQ dan mengutamakan sebagian EQ yang lain, tentu akan muncul ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan manusia. Ketika manusia hanya mengutamakan ESQ tentu akan muncul ketimpangan-ketimpangan, dengan indikasi antara lain :
    a. Merasa paling bersih dan suci.
    b. Merasa paling dekat dengan Tuhan. 
    c. Sifat individual Spiritual lebih dominan, dalam arti yang penting dirinya bisa dekat dengan Tuhan. Ketika bekerja, beramal atau beribadah tidak terfikir akan nilai-nilai sosial, budaya maupun kemanusian.
    d. Dll.
  5. Selama ini ketika manusia mendapat problem, yang beraktifitas pertama adalah IQ. Tetapi ketika IQ tidak mampu mendapatkan solusi, secara otomatis EQ akan beraktifitas. Tetapi bagi kita yang belum mendalami cara untuk mengoptimalkan EQ, tentu aktifitas EQ tidak maksimal. EQ bekerja maksimal atau tidak maksimal, tidak menutup kemungkinan EQ juga tidak mampu memberi solusi. Ketika EQ juga tidak mampu memberi atau mendapat solusi, tentu akan muncul efek samping, antara lain stres atau depresi. Saat ini diantara kita banyak yang mudah terkena stres ringan atau kecil. Dengan tanda-tanda :
    a. Mudah gelisah dan bingung.
    b. Mudah sakit kepala.
    c. Mudah sariawan.
    d. Meningkatnya asam lambung.
    e. Buang air besar tidak teratur bahkan mudah mencret.
    f. Dll.
  6. Bagi yang sudah mendalami HSQ ketika mendapat problem (karena setiap manusia punya problem hidup), dan ketika IQ serta EQ tidak mampu memberikan solusi, diharapkan HSQ akan secara otomatis beraktifitas untuk mendapatkan dan memberi solusi. Tentu sesuai dengan tingkat kemampuan kita masing-masing dalam mengoptimalkan HSQ atau Daya Hidup. 
  7. Daya Hidup bersifat non materi dan universal, tanpa rasa, tanpa emosi atau ambisi. Karena Tuhan bersifat non fisik atau non materi, sedangkan manusia bersifat fisik atau materi. Sehingga kalau manusia ingin komunikasi dengan Tuhan tentu tidak bisa dengan fisik atau materi. Tetapi harus dengan sesuatu non fisik manusia, yaitu : Daya Hidup manusia, karena Tuhan adalah Sang Maha Hidup.
  8. Cara mengoptimalkan HSQ, antara lain :
    a. Pengendalian energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan, yang selama ini mensuplay energi pada IQ dan EQ dalam diri manusia.
    b. Menyeimbangkan 4 anasir alam yang ada pada tubuh manusia. 4 anasir alam tersebut adalah : Karbon, Nitrogen, Hidrogen dan Oksigen. 
    c. Berlatih senam HSQ dan pernapasan HSQ secara rutin.
    d. Membuka memori dimasa kita bayi, dengan cara alami bukan dengan hipnotis atau dengan cara instan lainnya.
    e. Karena Tuhan Maha Universal, sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini tidak menggunakan doa atau mantra dengan bahasa dari suku bangsa manapun atau dari ajaran agama apapun (tanpa doa dan mantra). Sehingga dalam pelatihan mengoptimalkan HSQ ini bisa diikuti oleh suku bangsa manapun dan dari agama atau aliran apapun.
    f. Pelatihan mengoptomalkan HSQ ini bukan suatu ajaran dan juga tidak bersifat dogma, seperti halnya suatu agama atau aliran atau keyakinan.
  9. Apa bukti manusia mempunyai HSQ (Daya Hidup) ?
    a. Ketika seseorang membuang bayi dan sesudah berhari-hari baru ditemukan orang, seringkali bayi tersebut ditemukan dalam kondisi hidup.
    b. Ketika terjadi kecelakaan atau bencana dan ada bayi atau balita dalam gendongan. Kadang kala orang tua yang menggendong itu meninggal, tetapi bayi atau balita tersebut masih tetap hidup.
    c. Bayi di dalam kamar (di dalam rumah), di luar rumah bahkan di luar pekarangan ada orang jahat atau akan ada bencana, sering bayi tersebut menangis atau rewel. Disini tergantung orang tuanya peka atau tidak.
    Semua itu karena pada masa bayi atau balita HSQ-nya masih cukup dominan dibanding aktifitas IQ dan EQ. Ketika masih bayi atau balita IQ dan EQ belum aktif, karena IQ dan EQ belum mendapatkan suplay energi terutama yang berasal dari sari-sari makanan. Karena aktifitas IQ dan EQ membutuhkan suplay energi dari sari-sari makanan, sedangkan HSQ (Daya Hidup) membutuhkan dan menyerap sari-sari kehidupan. Sehingga seiring bayi atau balita mengkonsumsi makanan, IQ dan EQ aktifitasnya mulai meningkat, dan aktifitas HSQ menurun.
  10. Sesuatu hal yang ada hubungannya dengan senam dan pernapasan HSQ :
    a. Manusia sehat atau sakit, kuncinya di nafas.
    b. Manusia bahagia atau tidak, kuncinya di nafas.
    c. Manusia berkarakter positif atau negatif, kuncinya di nafas.
  11. Manfaat berlatih mengoptimalkan HSQ antara lain :
    a. Untuk menjaga stamina, kesehatan dan penyembuhan.
    b. Pengendalian emosi atau Daya Rasa.
    c. Pemecahan masalah atau problem kehidupan.
    d. Menjadikan perasaan lebih tenang, damai dan bahagia.
    e. Komunikasi dan penyatuan dengan nilai-nilai kebesaran Tuhan. Sehingga meningkatkan pengakuan adanya Tuhan pada diri manusia.

Sabtu, 20 Desember 2008

ROKOK HERBAL

KARAKTERISTIK
ROKOK HERBAL
“SEKAR”BUATAN RAKET PRASAJA

TIDAK MEMAKAI SAOS KIMIA DAN ALKOHOL.
Bila rokok umum yang beredar di pasaran diramu dengan saos kimia dan alkohol. Sehingga selain berdampak negatif seperti halnya yang menjadi peringatan pemerintah disetiap bungkus rokok, juga membuat perokok menjadi ketagihan dan akan kesulitan bila ingin berhenti merokok. Karena saos kimia dan alkohol mengandung penguat rasa (sejenis MSG) dan zat adiktif. Sedangkan rokok herbal di ramu dengan berbagai bahan jamu tradisional Jawa yang sudah terkenal khasiatnya sejak dahulu. Sehingga mampu meminimalisir efek negative rokok dan tidak membuat orang ketagihan.
MENETRALKAN TAR DAN NIKOTIN
Bagaimanapun juga tembakau tetap mengandung TAR & NIKOTIN, tetapi karena diramu dengan berbagai bahan jamu tradisional Jawa yang sudah terkenal khasiatnya sejak dulu. Sehingga mampu mengurangi atau menetralkan efek negative dari TAR & NIKOTIN. Bahkan khasiat jamu tradisional Jawa tersebut diharapkan mampu memberi nilai plus untuk kesehatan perokok.
UNIVERSAL DAN NETRAL
Kalau rokok kimia yang beredar di pasaran pada umumnya, akan terpengaruh oleh lokasi dan cuaca. Sehingga ada merk rokok yang cocok dan laris disuatu daerah tetapi didaerah lain tidak cocok atau kurang laku, bahkan tidak laku sama sekali. Sedangkan rokok herbal bersifat naturalistic sehingga lebih universal dan netral untuk segala cuaca, lokasi dan daerah yang berbeda-beda iklim atau suhu udaranya .
MASA KADALUARSA LEBIH LAMA
Rokok kimia yang beredar dipasaran biasa memiliki masa kadaluarsa 2-3 bulan. Sedangkan rokok herbal memiliki masa kadaluarsa lebih lama. Dan rasa maupun khasiat herbal semakin menguat, apalagi kalau disimpam di tempat sejuk (lemari es).





5. RINGAN, HALUS DAN TIDAK MEMBUAT KETAGIHAN.
Karena diramu dengan ramuan Herbal (jamu) tanpa saos kimia yang bersifat penguat rasa (MSG) dan alkohol mengandung zat adiktif yang bersifat merangsang saraf perokok untuk terus terangsang merokok (ketagihan). Sehingga rokok herbal cenderung bersifat ringan, halus dan tidak membuat ketagihan perokok (rasanya tentu tidak sekuat atau semantab rokok yang memakai penguat rasa). Tetapi hal ini malah menjadi suatu kelebihan tersendiri dari rokok herbal, karena bisa digunakan sebagai obat/terapi untuk mengurangi ketagihan atau ketergantungan pada rokok, terutama pada rokok kimia.
6. PERPADUAN RASA YANG SELARAS
Banyak rokok yang ketika dihisap sampai pendek atau terbakar setengah batang rasanya sudah berubah kurang nikmat, atau bahkan berubah menjadi tidak nikmat. Biasanya terasa panas dan pengar (bahasa jawa), ini efek saos kimia dan alkohol. Rokok herbal yang tidak memakai saos kimia untuk penguat rasa, menjadikan dari ujung sampai pangkal ketika dihisap rasanya tidak berubah nikmatnya atau antan (bahasa jawa) dan sampai hisapan terahir tidak terasa panas. Perubahan kadar rasa nikmat dan rasa panas adalah merupakan efek dari saos kimia dan alkohol.
7. PERPADUAN ALAM YANG HARMONI DAN BERJATI DIRI
Rokok herbal ini diramu dari bahan-bahan pilihan yang berkualitas dari daerah -daerah seluruh Indonesia. Mulai dari daerah panas, sejuk dan dingin. Dari kawasan Indonesia bagian timur dan kawasan Indonesia bagian barat. Suatu perpaduan anasir alam yang harmoni dan berjati diri. Tidak meniru rasa, selera, dan aroma rokok lain

KALENDER JAWA

Kalender ada 2 macam:
1. Kalender Agama/Theologie, Contoh:
A. Kalender Masehi merupakan kalender agama Kristen/Katolik, terkait dengan sejarah Isa Almasih. Kalender ini memakai pedoman peredaran Matahari (Solar), tahun barunya setiap tanggal 1 Januari dan tahun ini 1 Januari 2009 Masehi. Sekarang kalender ini menjadi kalender dunia.
B. Kalender Hijriah adalah kalender agama Islam, kalender ini terkait dengan sejarah hijrahnya (pindahnya) Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah, kalender ini memakai pedoman Bulan (Lunar), tahun barunya setiap 1 Muharram dan tahun ini 1 Muharram 1430 Hijriah bertepatan tanggal 29 Desember 2008.
C. Kalender Caka (Hindhu) merupakan kalender agama Hindhu. Diciptakan atau diperkenalkan pertama kali oleh Maharaja Kaneshaka dari suku Caka, India Utara bertepatan tanggal 21 Maret 78 M. Kalender ini memakai pedoman peredaran Matahari (Solar), tahun barunya disebut Tahun Baru Nyepi. Awalnya kalender ini adalah kalender budaya bangsa Caka, tetapi sekarang menjadi kalender agama Hindhu. Untuk tahun ini Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1931 bertepatan tanggal 26 Maret 2009 M.

2. Kalender Budaya, Contoh :
A. Kalender Cina (Imlek) merupakan kalender budaya dari bangsa Cina, karena kalender ini merupakan kalender budaya yang tidak terkait dengan agama tertentu, sehingga semua saudara-saudara kita orang Cina di seluruh dunia merayakan Tahun Baru Imlek 2560 ( 26 Januari 2009 M), apapun agama mereka. Serta merupakan hal wajar bila mereka merayakan Tahun Baru Imlek di tempat ibadah agamanya masing-masing. Diberitakan di media kalau orang-orang Cina di Jogjakarta yang beragama Islam merayakan Tahun Baru Imlek di Masjid.

B. Kalender Jawa: adalah merupakan kalender budaya dari bangsa Jawa yang tidak terkait dengan agama atau aliran kepercayaan apapun, sehingga semua bangsa Jawa di seluruh dunia dan siapapun kita yang tinggal di pulau (tanah) Jawa wajib merayakan Tahun Baru Jawa yang disebut Suroan, untuk tahun ini 1 Suro 1942 (2920) Jawa bertepatan tanggal 30 Desember 11 2008 M. Kemarin sewaktu Kongres Bahasa Jawa IV di Semarang, banyak informasi kalau saudara-saudara kita bangsa Jawa yang di luar pulau (tanah) Jawa ternyata juga merayakan Tahun Baru Suro setiap tahunnya. Baik yang di dalam negeri Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Papua, dll), maupun yang di luar negeri. Di beritakan di Jawa Pos Group, Bupati Timika yang asli orang Papua turut merayakan Tahun Baru Suro, sedangkan di luar negeri seperti Suriname dan New Kaledonia juga turut merayakan tahun baru Suro. Di Malang Raya banyak orang non suku Jawa yang kebetulan bergabung menjadi anggota LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja” juga ikut merayakan Suroan setiap tahun. Tahun ini LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja” rencana mengadakan Pahargyan Manghayu Bagya Warsa Enggal Suro 1942 (2920) Jawa diadakan di Balai Desa Jambuer, Kromengan, Malang pada tanggal 17 Januari 2009 Masehi atau tanggal 19 Suro 1942 (2920) Jawa.

SEJARAH KALENDER JAWA

Kalender Jawa dalam sejarahnya selalu terkait dengan huruf Jawa. Kalau Kalender Jawa berdasarkan “Sangkan Dumadining Bawana”, sedangkan Huruf Jawa berdasarkan “ Sangkan Paraning Dumadi”. Pertama kali diciptakan atau diperkenalkan oleh Mpu Hubayun pada tahun 911 SM (Sebelum Masehi). Pada tahun 50 SM (Sebelum Masehi) Prabu Sri Maha Punggung I atau Ki Ajar Padang I mengadakan perubahan pada Huruf dan sastra Jawa.
Bertepatan tanggal 21 Juni 77 M oleh Prabu Ajisaka diadakan perubahan, dalam budaya Jawa ketika menghitung selalu dimulai dari angka nol (Das), sehingga Kalender Jawa kembali bermulai pada tanggal 1 Badrawarna (Suro) tahun Sri Harsa, Windu Kuntara adalah taggal 1, Bulan 1, Tahun 1, Windu 1 tepat pada hari Radite Kasih (Minggu Kliwon) ditetapkan permulaan perhitungan Kalender jawa, bertepatan tanggal 21 Juni 78 Masehi. Kalender Jawa memakai pedoman peredaran Matahari (Solar).

Prabu Ajisaka adalah asli orang Jawa bukan dari India, serta memiliki banyak nama atau gelar, yaitu: Prabu Jaka Sangkala, Prabu Widayaka, Prabu Sindula, Prabu Sri Maha Punggung III, Ki Ajar Pandang III. Salah satu petilasannya ada di Mrapen (Api Abadi) daerah Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Bukti kalau Ajisaka asli Jawa adalah :

1. Pusaka yang diperebutkan oleh para Pembantunya (Punakawan) adalah Keris, sedangkan sampai detik ini diakui oleh seluruh dunia kalau Keris adalah asli budaya Jawa, kalau seandainya Ajisaka dari India tentunya di India banyak ditemukan pusaka Keris.
2. Para Pembantu (Punakawan) Ajisaka yang terkenal ada empat (4) orang bukan dua (2) orang dan dari nama-namanya asli bahasa Jawa Kuna atau Kawi. Nama-nama Pembantu (Punakawan) Ajisaka adalah :

A. Dura : bacanya tetap pakai vokal “A”, karena kalau dibaca “ro” pakai vocal “O” artinya akan berubah jauh dan tidak ada keterkaitan (relevan). Sedangkan dalam berbagai catatan sejarah bahasa dan sastra Jawa mulai banyak menggunakan vokal “O” pada masa sesudah abad 14. Karena kalau “Dura” (ra dibaca dengan vokal “A”) bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam (anasir air) “, tetapi kalau “Dura” (ra dibaca dengan vokal “O”) berarti “bohong”.
B. Sambadha : kalau dibaca dengan vocal “A” bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam (anasir api)”, tetapi kalau dibaca dengan vokal “O” berarti “mampu”.
C. Duga : kalau dibaca dengan vokal “A” bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam (anasir tanah)” , tetapi kalau dibaca dengan vokal “O” berarti “pangati-ati” (dugo-kiro) diartikan dalam bahasa Indonesia secara bebas berarti “peringatan & Pengarahan”.
D. Prayuga : kalau dibaca dengan vokal “A” bahasa Jawa Kuna berarti “unsur alam (anasir angin)” , tetapi kalau dibaca “prayugo” berarti “sebaiknya”.

3. Semua empat anasir tersebut adalah anasir alam yang ada pada alam semesta atau Jagad Gedhe atau Bhawana Ageng atau Makrokosmos, serta terdapat juga pada tubuh manusia atau Jagad Cilik atau Bhawana Alit atau Mikrokosmos.
4. Sedang nama Ajisaka juga asli bahasa Jawa Kuna (Aji-Saka) yang berarti seorang Raja yang mengerti dan mempunyai kemampuan spiritual atau Raja-Pinandhita atau Pemimpin Spiritual.

Waktu jaman Kerajaan Mataram di pimpin oleh Sultan Agung Hanyakra Kusuma, pada waktu itu ada ancaman pengaruh bangsa asing yang sudah menguasai Sunda Kelapa (Batavia). Sehingga terpikir bagaimana membuat rakyatnya rukun dan bersatu yaitu dengan cara meng-Akulturasi-kan tiga ungsur budaya yang ada pada waktu itu (Jawa, Hindhu, Islam), disimboliskan pada bentuk perubahan Kalender Jawa. Karena berbeda pedoman peredaran yaitu Matahari (Solar) dan Bulan (Lunar) sehingga walaupun disatukan (khususnya Kalender Jawa dan Kalender Hijriah) dengan cara dihilangkannya satu masa Kalender Jawa, tetapi walau begitu tetap saja berselisih satu hari. Karena hal ini pula akhirnya muncullah istilah tahun ABOGE (tahun Alip, tgl 1 Suro jatuh hari Rebo Wage) dan tahun ASAPON (tahun Alip, tgl. 1 Suro jatuh hari Seloso Pon).Perubahan ini bertepatan tanggal 1 Muharram 1043 H = 29 Besar 1554 Jawa = 8 Juli 1633 M.
Sekarang masa Sultan Agung sudah lama berselang, banyak kalangan yang berpendapat kalau kalender Jawa sudah waktunya perlu diadakan perubahan. Sementara itu, mulai masa Sultan Agung sampai sekarang, belum ada yang berani melakukan perubahan atau penyesuaian. Ada yang berpendapat kalau kalender Jawa seharusnya setiap 75 tahun sekali harus diadakan penyesuaian. Ada yang berpendapat, kalau sekarang dekade perhitungan tahun ABOGE sudah berakhir dan sudah seharusnya diganti decade perhitungan tahun ASOPON. Terlepas dari berbagai pendapat tersebut, lebih baik demi kembalinya sebuah Jati Diri bangsa Jawa khususnya, bangsa Indonesia pada umumnya (bangsa yang besar adalah bangsa yang punya JATI DIRI), kita kembali pada Kalender Jawa asli yang diciptakan oleh Mpu Hubayun (911 SM). Dengan pertimbangan :

1. Kalender Jawa Mpu Hubayun adalah Kalender Jawa asli dan yang pertama atau tertua (911 SM).
2. Kalender yang penuh dengan nilai-nilai falsafah tinggi, yang menandakan bangsa kita adalah bangsa yang besar. Sehingga kalau bisa kalender Jawa diangkat menjadi Kalender Nasional bangsa Indonesia. Karena tidak semua bangsa di dunia memiliki kalender sendiri.
3. Kalender yang mengarah pada keselarasan atau keharmonian alam semesta, karena berdasarkan proses awal terjadinya alam semesta (Sangkan Dumadining Bhawana).
4. Kalender Jawa harus berdiri diatas semua golongan (agama,suku). Karena makna kata JAWA itu sendiri tidak bermakna sukuisme. Sedangkan Kalender Jawa Sultan Agung, selain adanya polemik dengan berbagai pendapat yang berbeda juga terlalu banyak mengadopsi pengaruh Islam. Sehingga orang yang tidak memeluk agama Islam, muncul perasaan tidak merasa ikut memiliki, yang berakibat hilangnya nilai-nilai kebersamaan, gotong-royong, guyub-rukun, yang menjadi cirri-khas bangsa kita. Akibatnya sekarang ini banyak orang yang sudah tidak mengenal lagi atau sudah tidak peduli pada Kalender Jawa dan Budaya Jawa.

B. PENETAPAN HARI
1. Hari ke-1 berdasarkan Surya disebut Radite sekarang Minggu (Dipengaruhi Planet Matahari)
2. Hari ke-2 berdasarkan Rembulan disebut Soma sekarang Senen (Dipengaruhi Planet Bulan)
3. Hari ke-3 berdasarkan Kartika-I disebut Anggara sekarang Selasa (Dipengaruhi Planet Mars)
4. Hari ke-4 berdasarkan Bumi disebut Buda sekarang Rebo (Dipengaruhi Planet Mercurius)
5. Hari ke-5 berdasarkan Kartika-II disebut Respati sekarang Kamis (Dipengaruhi Planet Jupiter)
6. Hari ke-6 berdasarkan Kartika-III disebut Sukra sekarang Jum’at (Dipengaruhi Planet Venus)
7. Hari ke-7 berdasarkan Kartika-IV disebut Tumpak sekarang Sabtu (Dipengaruhi Planet Saturnus)

C. PENETAPAN PASARAN
Disamping itu ada Rangkepan hari atau Sisilah Hari yang berdasarkan sedulur 4 kalima Pancer yang berupa cahaya:
a. Cahaya berwarna Putih disebut Pethakan sekarang disebut Manis/Legi
b. Cahaya berwarna Merah disebut Abritan sekarang disebut Jenar/Paing
c. Cahaya berwarna Kuning disebut Jene’an sekarang disebut Palguna/Pon
d. Cahaya berwarna Hitam disebut Cemengan sekarang disebut Langking/Wage
e. Gesang atau pancer disebut Kasih/Kliwon
D. PENETAPAN BULAN (CANDRA)
1. Bulan ke-1 disebut Badra Warna sekarang disebut Sura
2. Bulan ke-2 disebut Asuji sekarang disebut Sapar
3. Bulan ke-3 disebut Kartika sekarang disebut Mulud/Rabi’ulawal
4. Bulan ke-4 disebut Pusa sekarang disebut Bakda Mulud/Rabi’ulakhir
5. Bulan ke-5 disebut Manggasri sekarang disebut Jumadilawal
6. Bulan ke-6 disebut Sitra sekarang disebut Jumadilakir
7. Bulan ke-7 disebut Manggalaka sekarang disebut Rejeb
8. Bulan ke-8 disebut Naya sekarang disebut Ruwah/Sadran
9. Bulan ke-9 disebut Palguna sekarang disebut Puasa
10. Bulan ke-10 disebut Wisaka sekarang disebut Syawal
11. Bulan ke-11 disebut Jita sekarang disebut Apit/Dulkaidah/Selo
12. Bulan ke-12 disebut Srawana sekarang disebut Besar/Dulhijah

E. PENETAPAN TAHUN WARSA
1. Tahun ke-1 disebut Sri/Harsa sekarang di sebut tahun Alip
2. Tahun ke-2 disebut Endra/Heruwarsa sekarang di sebut tahun Ehe
3. Tahun ke-3 disebut Guru/Jimantara sekarang di sebut tahun Jimawal
4. Tahun ke-4 disebut Yama/Duryata sekarang di sebut tahun Je
5. Tahun ke-5 disebut Ludra/Dhamma sekarang di sebut tahun Dal
6. Tahun ke-6 disebut Brahma/Pitaka sekarang di sebut tahun Be
7. Tahun ke-7 disebut Kala/Wahyu sekarang di sebut tahun Wawu
8. Tahun ke-8 disebut Uma/Dirgawarsa sekarang di sebut tahun Jimakir

F. PAWUKON
1. Sinta 11. Kuningan 21. Wuye
2. Landep 12. Langkir 22. Manail
3. Kurantil 13. Mandhasia 23. Prangbakat
4. Tolu 14. Julungpujud 24. Bala
5. Gumbreg 15. Pahang 25. Wugu
6. Warigalit 16. Kuruwelut 26. Wayang
7. Warigagung 17. Maraken 27. Kulawu
8. Julungwangi 18. Tambir 28. Dhukut
9. Sangsang 19. Madhangkungan 29. Watugunung
10. Gunungan 20. Maktal 30. Wukir

G. PARINGKELAN
a. Tungle (Ujungan)
b. Aryang (Tiyang)
c. Warungkung (Kewan)
d. Paningron (Ulam Loh)
e. Uwas (Peksi)
f. Mawulu (Wiji)